Potensi Pertanian dan Perkebunan
Nagari Mudiak Labuah memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang penting, terutama dalam pengembangan komoditas kelapa sawit serta beberapa tanaman pangan. Halaman ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan ekonomi lokal berbasis sumber daya setempat.
Perkebunan Utama: Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan terluas dan paling dominan di Kabupaten Pasaman Barat. Tercatat sebanyak 41.678 unit usaha perorangan (UTP) yang mengusahakan kelapa sawit di kabupaten ini.
Di Kecamatan Kinali—termasuk Nagari Mudiak Labuah—terdapat sebanyak 8.333 UTP, hampir 20% dari total UTP sawit di kabupaten.
Potensi perkebunan sawit ini diperkuat oleh berbagai kebijakan daerah, misalnya Perda No. 3 Tahun 2023, yang mengatur tata kelola komoditas unggulan seperti sawit, karet, dan kakao. Hal ini mencakup sinergi antara pekebun, pelaku usaha, dan pemerintah desa.

Nilam (patchouli) — komoditas bernilai tambah tinggi
Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu sentra produksi nilam di Sumatera Barat; data BPS yang dikutip studi akademik mencatat produksi nilam Pasaman Barat pada level ratusan ton (data BPS Sumbar, tahun pengukuran tercatat di publikasi), dengan kecamatan sentra termasuk Kecamatan Pasaman, Kinali, dan Talamau. Perkembangan terbaru menunjukkan kenaikan harga minyak nilam yang signifikan—laporan ANTARA (28 Jan 2025) melaporkan harga mencapai sekitar Rp2,3 juta/kg (laporan lapangan lain menyebutkan kisaran ~Rp2,1 juta/kg), sehingga mendorong minat petani menambah pembibitan dan aktivitas penyulingan lokal.

Jagung — tanaman pangan
Produksi jagung Kabupaten Pasaman Barat tercatat besar dan menjadi salah satu sentra jagung di Sumatera Barat: data liputan ANTARA (19 Juni 2025) melaporkan produksi 79.860 ton untuk periode Januari–Mei 2025 dengan luas panen 13.310 ha, dan menyebut produksi di Kecamatan Kinali sebesar 11.832 ton pada periode tersebut. Pemerintah daerah menargetkan peningkatan produksi (target 2025 tercantum di rilis) dan menjalankan dukungan seperti penyediaan benih, pupuk, dan pendampingan penyuluh untuk menambah luas tanam dan stabilkan serapan pasar.

Pokat (pisang lokal) — sumber pendapatan pekarangan & pangan keluarga
Alpukat sudah menjadi komoditas penting di beberapa kawasan Pasaman Barat: publikasi Ditjen Hortikultura (27 Okt 2023) menyebutkan sentra besar seperti Jorong Girimaju (Nagari Kotabaru, Luhak Nan Duo) dengan luasan pertanaman yang signifikan (contoh angka yang dilaporkan: ratusan hektar; pada saat tulisan disebut 886 ha di lokasi tertentu), dan disebutkan pula kegiatan pengembangan varietas, dukungan budidaya dan pasca-panen. Di Kecamatan Kinali (mis. Desa Wisata Sigunanti) juga tercatat kebun alpukat luas / program agro-wisata sehingga pengembangan “kampung buah / alpukat” menjadi salah satu fokus lokal untuk menambah nilai dan pariwisata pertanian
